Mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl.)
Sinonim :
P. papuana Warb. var. Wichnannii (Val.) Back.
Familia :
Thymelaeaceae
Uraian :
Mahkota dewa bisa ditemukan ditanam di pekarangan sebagai tanaman hias atau di kebun-kebun sebagai tanaman peneduh. Asal tanaman mahkota dewa masih belum diketahui. Menilik nama botaninya Phaleria papuana, banyak orang yang memperkirakan tanaman ini populasi aslinya dari tanah Papua, Irian Jaya. Di sana memang bisa ditemukan tanaman ini.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Buah berkhasiat menghilangkan gatal (antipruritus) dan antikanker.
PemanfaataBAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun; daging dan kulit buahnya. Daun dan kulit buah bisa digunakan segar atau yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah digunakan setelah dikeringkan.
INDIKASI
Kulit buah dan daging buah digunakan untuk:
- disentri,
- psoriasis, dan jerawat.
Daun dan biji digunakan untuk pengobatan:
- penyakit kulit, seperti ekzim dan gatal-gatal. n :
Bagaimana ara pemanfaatannya ?.
Buah mahkota dewa merupakan bagian yang paling banyak digunakan sebagai obat alami, di samping daun dan batang. Dari ketiga bagiannya, yakni kulit dan daging buah, cangkang (batok biji), serta biji, yang dimanfaatkan umumnya kulit dan daging buah serta cangkangnya.
Dalam keadaan segar, kulit dan daging buah muda mahkota dewa terasa sepet-sepet pahit. Sedangkan yang sudah tua sepet-sepet agak manis. Jika dimakan segar akan menimbulkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, bahkan keracunan. Apa penyebabnya, belum diketahui dengan pasti. Karenanya, tidak dianjurkan untuk mengkonsumsinya dalam keadaan segar.
Cangkangnya memiliki rasa sepet-sepet pahit, lebih pahit dari kulit dan daging buah. Bagian ini juga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi langsung karena dapat mengakibatkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Namun, setelah diolah, bagian ini lebih mujarab ketimbang kulit dan daging buah. Bagian ini dapat mengobati penyakit berat macam kanker payudara, kanker rahim, sakit paru-paru, dan sirosis hati.
Ada alasan mengapa biji mahkota dewa tidak dikonsumsi. “Bijinya sangat beracun. Kalau mengunyahnya, kita bisa muntah-muntah dan lidah mati rasa,”. Karenanya, bagian ini cuma digunakan sebagai obat luar untuk penyakit kulit.
Sudah tentu untuk menjadikan daging buah atau cangkangnya sebagai obat, perlu pengolahan terlebih dulu. Bisa dijadikan buah kering, teh racik, atau ramuan instan. Namun, yang sering dilakukan adalah dengan menjadikannya teh racik dan ramuan instan.
Bagian lain yang bisa dijadikan obat adalah batang dan daun. Batang mahkota dewa secara empiris bisa mengobati kanker tulang. Sedangkan daunnya bisa menyembuhkan lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor. Cara memanfaatkan daun adalah dengan merebus dan meminum airnya.
Jangan kaget. Begitu minum ramuan mahkota dewa, kita segera merasakan serangan kantuk. Efek ini normal. Efek lainnya adalah mabuk. Untuk menghilangkan efek ini dianjurkan untuk minum air lebih banyak. Untuk konsumsi selanjutnya, takaran mahkota dewa perlu dikurangi. Jika masih tetap mabuk, sebaiknya untuk sementara hentikan dulu. Dalam proses menyembuhkan penyakit dalam atau penyakit serius macam kanker rahim, setelah pasien mengonsumsi seduhan mahkota dewa badannya bisa merasakan panas-dingin, bahkan kadang kala mengeluarkan gumpalan darah berbau busuk. “Ini merupakan proses pembersihan penyakit,”
Penggunaannya bisa dalam bentuk ramuan tunggal bisa pula ramuan campuran. “Pencampuran dengan tumbuhan obat lain dimaksudkan untuk memperkuat khasiatnya dan menetralisir racun. Juga untuk mengurangi rasa tidak enaknya,” Upaya penyembuhan menggunakan ramuan mahkota dewa, tidak bisa cepat membuahkan hasil. Pengobatannya perlu dilakukan beberapa kali. Bahkan untuk penyakit berat yang kronis perlu waktu lama. Yang perlu diperhatikan adalah takaran penggunaannya mesti tidak melebihi yang dianjurkan. Kalau takarannya berlebih, pengaruh yang tidak diinginkan bisa muncul.
Mesti diingat, wanita hamil muda dilarang mengonsumsi mahkota dewa. juga telah membuktikan mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga memperlancar proses persalinan. Ini bisa membahayakan kehamilan yang masih muda.
Resep untuk Menjinakkan Kanker
Pada orang dewasa, untuk mengobati kanker (payudara atau rahim) yang tidak terlalu parah atau sekadar upaya pencegahan, cukup gunakan satu sendok makan ramuan instan yang diseduh dengan segelas air minum. Minum sehari dua kali, pagi dan sore hari.
Bila penyakitnya serius, perlu ramuan campuran teh racik mahkota dewa dan kunyit putih instan. Caranya, kita rebus satu sendok teh teh racik mahkota dewa dalam tiga gelas air hingga airnya tinggal setengahnya. Lalu, tambahkan satu sendok teh kunyit putih instan. Ramuan ini diminum tiga kali sehari.
Untuk penyakit yang sangat serius dosis ini dibuat dua kali lipat atau sampai satu sendok makan teh racik mahkota dewa. Pengobatan ini memerlukan waktu 3 - 6 bulan. Setelah pasien merasa sembuh ramuan tetap dikonsumsi dengan takaran dikurangi.
Mengendalikan diabetes
Untuk mencegah atau mengobati penyakit diabetes yang tidak terlalu serius diperlukan 3 - 5 potong teh racik mahkota dewa yang direbus dalam tiga gelas air bersama tiga lembar daun salam. Perebusan dilakukan hingga air tinggal setengahnya. Ramuan ini diminum tiga hari sampai seminggu sekali. Sedangkan untuk mengobati diabetes parah kita merebus dengan cara yang sama: sesendok teh racik mahkota dewa dan tiga lembar daun salam. Ramuan diminum tiga kali sehari.
Siapa saja yang sudah berhasil sembuh berkat mahkota dewa ?
Dalam buku Mahkota Dewa Obat Pusaka Para Dewa karya Ning Harmanto, ketua Kerukunan Wanita Tani Bunga Lily, yang menekuni pengobatan dengan mahkota dewa, ada 26 orang yang mengakui keampuhannya atau ditulis berhasil sembuh dari sakitnya berkat mahkota dewa.
Di antara mereka adalah Tuti Ariestyani Winata, yang setelah menjalani operasi pengangkatan kista di rahim, mengalami kemunduran kondisi tubuh. Badannya kurus, perutnya membuncit seperti sedang hamil tua, jari-jari kakinya menggemuk, tekanan darahnya naik-turun, dan Hb-nya sangat rendah.
Beberapa dokter yang dikunjunginya memberikan diagnosis berbeda. Ada yang mendiagnosisnya menderita kanker hati, sirosis hati, dan ada pula yang menyatakan dia menderita hepatitis kronis. Tak kunjung memperoleh kepastian penyakit yang dideritanya, atas saran Ning, Tuti akhirnya mengonsumsi air rebusan daging buah mahkota dewa. Setelah enam bulan, Tuti merasa sembuh dan kondisi tubuhnya membaik kembali.
Selain Tuti, Diana yang berdomisili di Bekasi menyatakan berhasil sembuh dari penyakit kanker di payudara kanannya setelah menjalani operasi dua kali lagi untuk membersihkan kanker di payudara kirinya.
Anna Winata di Bogor dan Retno di Bekasi juga merasakan sehat kembali dari sakit kanker rahim berkat mahkota dewa. Ny. Parlan di Balikpapan pun berhasil menormalkan kadar gula darahnya berkat tumbuhan obat ini.
Ully Sigar Rusadi. Penyanyi yang juga kakak kandung pemain sinetron dan penyanyi kenamaan, Paramitha Rusadi, baru-baru ini datang ke Lombok untuk melakukan promosi gerakan cinta lingkungan yang di dalamnya mengajak warga masyarakat untuk mau menanam pohon. Untuk misi ini, Ully ternyata sudah membawa 150 pohon mahkota dewa untuk ditanam di Taman Udayana Mataram.
Dengan mengkonsumsi tanaman obat mahkota dewa, ia mengaku staminanya selalu terjaga. “Mahkota dewa selain baik untuk obat penurun kolesterol juga berfungsi sebagai obat kuat,” jelasnya.
Rahardja Pandutama Jl. Kartanegara I / 48 Jember, beliau adalah seorang karyawan yang sudah berusia lanjut, umur saya 77 tahun. Saya memiliki 2 macam keluhan, yuitu sakit pada pinggang yang sudah kurang lebih 10 tahun dan kram pada betis kaki yang kambuh pada malam hari sekitar jam 1-2 tengah malam, kadang kaki kiri dan kadang yang kanan, kira-kira sudah sejak 2 tahun.
Beliau sudah berobat ke beberapa dokter tetapi hasilnya belum memuaskan. Setelah mencoba minum ‘MAHKOTA DEWA NUSANTARA’ habis 2 botol ternyata kram-kram pada betisnya hilang sama sekali dan tidak kambuh lagi.
Sakit pada pinggang memang belum sembuh total, tetapi sudah banyak berkurang daripada sebelum minum.
Mi’rati/B. Sunarni, Perum Bumi Mangli Permai BB 11, Jember, Telp. (0331) 484470. Sebelum minum “MAHKOTA DEWA NUSANTARA” tekanan darah tingginya sering kambuh dan kulit tubuh terutama dibagian kepala sering bersisik dan bahkan sampai mengelupas (sudah terjadi selama ± 10 tahun). Namun setelah minum “MAHKOTA DEWA NUSANTARA” semuanya menjadi normal kembali.
Florentina S, Orang Tua Yoga, Tel. (0311) 540143, anaknya bernama Pascalis Yoga PP (umur 10 tahun) sejak umur 7 tahun sakit gatal-gatal/exim basah. Menjalani pengobatan ke dokter spesialis kulit, diberi salep dan obat minum. Setelah minum obat dan diberi salep, eximnya kering. Namun tidak lama kemudian jika makan ikan, daging ayam potong, chiki dan sebangsanya, exim tersebut kambuh lagi. Begitu seterusnya. Setelah dicoba diberikan ‘MAHKOTA DEWA NUSANTARA’ dan dalam jangka waktu 1 minggu kulit kering, dan jika makan daging ayam atau chiki, langsung diberi minum ‘MAHKOTA DEWA NUSANTARA’ dan tidak gatal dan berair lagi.
Masih banyak lagi contoh keberhasilan yang lain. Sayangnya, yang tidak berhasil tidak pernah terungkap, sehingga tidak bisa diketahui penyakit apa yang tidak mampu dilawan tanaman berbuah merah menyala ini.
Dari mana mahkota dewa ?
Mahkota dewa dikenal juga sebagai beluntas cina atau daun dewa di Sumatera, atau tegel kio di jawa., Khasiat tanaman dan pengobatannya sudah dikenal puluhan tahun
lalu khususnya di negara China, yang penduduk sana menyebutnya dengan nama shian tao. Dalam bentuk ramuan obat gajin, daun mahkota dewa berkhasiat sebagai obat anti radang, penurun panas, penghilang rasa sakit, pembersih darah dan mampu menghambat pembekuan darah.
Selain di China, di Indonesia pada awalnya tanaman ini terdapat di Papua. Tetapi masyarakat lokal tidak menganggapnya sebagai tanaman berkhasiat karena ditakuti mengandung racun sehingga tanaman ini banyak dibiarkan berkembang sebagai tanaman liar setara dengan gulma lainnya.
Itulah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa). Tanaman yang kabarnya berasal dari daratan Papua ini di Jawa Tengah dan Yogyakarta dijuluki makuto dewo, makuto rojo, atau makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat, karena khasiatnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Sementara, orang-orang dari etnik Cina menamainya pau yang artinya obat pusaka.
Untuk memenuhi keburuhan masyarakat akan mahkota dewa yang biasanya ingin serba praktis, maka Ning Haryanto (47) merintis perusahaan PT MAHKOTA DEWA INDONESIA, Kantornya di bilangan Jalan Gaharu, Rawa Badak, Jakarta Utara.
Perusahaan ini berdiri tanggal 1 Januari 2003, atau empat tahun setelah tanaman mahkota dewanya berproduksi, bahkan Klinik Tradisional Mahkota Dewa sudah berdiri bulan November 2002.
Apa yang terkandung dalam mahkota dewa ?
Dari penelitian diperoleh data bahwa daun dan kulit mahkota dewa mengandung alkaloid, saponin, flanoida, minyak atsiri, dan tanin. DR Regina Sumastuti, farmakolog dari Fakultas Kedokteran UGM menemukan kandungan zat kimia antara lain zat antihistamin yang mampu mencegah alergi. Di samping tanaman ini bersifat sebagai axytosin dan sintosinon yang merangsang kerja otot rahim yang memudahkan proses melahirkan selama persalinan.
Buah Mahkota Dewa mengandung zat-zat aktif seperti :
• Alkaloid berfungsi sebagai detoksifikasi yang dapat menetralisir racun-racun di dalam tubuh.
• Saponin
o menjadi sumber anti-bakteri dan anti-virus
o meningkatkan sistem kekebalan tubuh
o meningkatkan vitalitas
o mengurangi kadar gula dalam darah
o mengurangi penggumpalan darah
• Flavanoid
o melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah
o mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah
o mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner
o mengandung anti-inflamasi (anti-radang)
o berfungsi sebagai anti-oksidan
o membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan
• Polifenol berfungsi sebagai anti-histamin (anti-alergi)
Bagaimana menanam mahkota dewa ?
Pohon Mahkota Dewa dibudidayakan sebagai tanaman hias / tanaman peneduh. Pohonnya kecil dengan tinggi mencapai 1,5 - 3 meter, merupakan tanaman perdu, mempunyai buah yang menarik karena warnanya merah menyala, menempel dari batang utama hingga ke ranting-rantingnya.
Tak sedikit yang mencoba menanamnya di pekarangan rumah. Bahkan, ada yang memanfaatkan peluang usaha untuk membudidayakan dan mengolahnya menjadi produk ramuan obat tradisional atau jamu dengan berbagai bentuk.
Masa produksi 10 - 20 tahun. Buah mahkota dewa berbentuk bulat, dengan ukuran bervariasi mulai sebesar bola pingpong sampai buah apel. Bagian tanaman yang biasa digunakan sebagai bahan obat adalah daun dan buahnya. Tanaman mahkota dewa biasa tumbuh di ketinggian 10 - 1.200 m dpl (di atas permukaan laut) dengan lokasi optimal 10 - 1.000 m dpl.
Perbanyakan tanaman menggunakan biji dari buah yang sudah matang. Cara penyemaian biji bisa dilakukan menggunakan media tanam berupa sekam bakar yang dicampur dengan pupuk kandang (kompos). Selama proses pesemaian dilakukan penyiraman secara rutin pada pagi dan sore hari.
Sekitar 10 - 14 hari setelah penyemaian, mulai terlihat pertumbuhan daun. Bibit dipindahkan ke media penanaman pada umur 2 bulan atau dimana tanaman telah mencapai ketinggian 10 - 15 cm.
Media penanaman bisa menggunakan pot atau ditanam di tanah pekarangan. Pot berukuran diameter 30 cm dan tinggi 40 cm, bisa terbuat dari tanah, plastik, kayu atau kaleng. Media tanam dalam pot sebaiknya campuran tanah, kompos, pasir/sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Tanaman ini membutuhkan banyak air selama hidupnya.
Tanaman berbunga pertama kali yang menjadi buah pada umur 10-12 bulan. Buah akan matang dan siap dipanen dalam waktu 2 bulan. Buah yang matang akan berwarna merah.
Meski penanamannya bisa di dalam pot atau langsung di tanah, pertumbuhannya akan lebih baik bila ditanam di tanah. Yang berasal dari cangkokan, mestinya berbuah lebih cepat.
Kecuali dengan cangkokan atau melalui biji, mahkota dewa juga dapat diperbanyak dengan teknik okulasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar